Selasa, 20 September 2016

masda_gigih_sejarah


SEJARAH

Teori Masuknya Agama Hindu Ke Indonesia

1. Teori Brahmana

Teori Brahmana dikemukakan oleh Van Leur. Menurutnya, agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta ( pemuka agama ). Namun, teori ini memiliki kelemahan yaitu : Pemuka agama atau pendeta di larang keluar dan meninggalkan negeri.
Peraturan ini berlaku dan di pegang teguh oleh para penganut agama Hindu di India. Dengan demikian, tidak mungkin bahwa pendeta yang menyebarkan agama Hindu di Indonesia.

2. Teori Ksatria / Teori Kolonosasi

teori masuknya agama hindu-buddha ke indonesiaTeori Ksatria dikemukakan oleh Majumdar, Moekerji dan Nehru. Para ahli ini berpendapat bahwa agama hindu masuk ke indonesia karena dibawa oleh para prajurit India yang melakukan ekspansi ( perluasan wilayah kekuasaan kerajaan ).
Tapi, teori ini memiliki kelemahan yaitu : tidak ada tanda atau bukti peninggalan sejarah yang menunjukkan bahwa India pernah menaklukkan Indonesia.

3. Teori Waisya

Teori Waisya dikemukakan oleh Krom. Menurutnya, masuknya agama hindu di Indonesia dibawa oleh para pedagang yang melakukan perdagangan dan pelayaran ke Indonesia. Hal ini dilandasi keterangan bahwa Indonesia sudah menjadi jalur pelayaran dan perdagangan India-Cina sejak tahun 500 SM.
Dalam pelayaran dan perdagangan inilah diperkirakan bahwa ara pedagang singgah di wilayah Indonesia dan menyebarkan agama Hindu kepada masyarakat Indonesia.

4. Teori Sudra

Teori Sudra dikemukakan oleh banyak orang. Dalam teori ini, dinyatakan bahwa agama hindu dibawa masuk ke indonesia oleh kaum sudra ( kaum buruh dan pekerja kasar ) yang ingin merubah nasib mereka.


                                                                            BAB II
Masuknya Islam Ke Indonesia

1. Masuknya Islam sejak Abad ke-7 Masehi

Sebagian ahli sejarah menyebut jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai sejak abad ke 7 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada berita yang diperoleh dari para pedagang Arab. Dari berita tersebut, diketahui bahwa para pedagang Arab ternyata telah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7.

Dalam pendapat itu disebutkan bahwa wilayah Indonesia yang pertama kali menerima pengaruh Islam adalah daerah pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai. Wilayah Samudra Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia lainnya. Dari Samudra Pasai, melalu jalur perdagangan agama Islam menyebar ke Malaka dan selanjutnya ke Pulau Jawa.

Pada abad ke 7 Masehi itu pula agama Islam diyakini sudah masuk ke wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada abad ke 7 Masehi didasarkan pada berita dari China masa pemerintahan Dinasti Tang. Berita itu menyatakan tentang adanya orang-orang Ta’shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Kaling di bawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 Masehi.

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

2. Masuknya Islam sejak Abad ke-11 Masehi

Sebagian ahli sejarah lainnya berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia dimulai sejak abad ke 11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti adanya sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang berada di dekat Gresik Jawa Timur. Batu nisan ini berangka tahun 1082 Masehi.

3. Masuknya Islam sejak Abad ke-13 Masehi

Di samping kedua pendapat di atas, beberapa ahli lain justru meyakini jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia baru dimulai pada abad ke 13 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada beberapa bukti yang lebih kuat, di antaranya dikaitkan dengan masa runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), berita dari Marocopolo (1292), batu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai (1297), dan berita dari Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat dengan masa penyebaran ajaran tasawuf di Indonesia.

Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia

Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama Islam. Pada masa ini, baru sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha.

Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah yang mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping itu, para pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah pantai.

Pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran pengaruh Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat melakukan peran politik. Misalnya, saaat mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya.

Menjelang berakhirnya abad ke 13 sekitar tahun 1285 berdiri kerajaan bercorak Islam yang bernama Samudra Pasai. Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat penyebaran Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka.

Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar.

Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman.

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan dialakukan secara damai melalui beberapa saluran berikut:
  1. Saluran perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Saluran ini merupakan saluran yang dipilih sejak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
  2. Saluran perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya itu ikut menganut Islam.
  3. Saluran dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi penerangan tentang agama Islam seperti yanbg dilakukan Wali Songo dan para ulama lainnya.
  4. Saluran pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya.
  5. Saluran seni budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten, dan seni sastra.
  6. Proses tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha.

Alasan Agama Islam Mudah Diterima Masyarakat Indonesia

Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan dengan cepat karena didukung faktor-faktor berikut :
  1. Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang dianggap telah masuk Islam jika ia telah mengucapkan kalimah syahadat.
  2. Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah.
  3. Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama.
  4. Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa.
  5. Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami.
  6. Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada.
  7. Runtuhnya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas kerajaan Hindu-Budha.
Home » Asal Usul » Kerajaan » 5 Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia + Bukti-buktinya 5 Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia + Bukti-buktinya Administrator 2 Comments Asal Usul, Kerajaan Senin, 26 Oktober 2015 Masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau telah banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat nusantara. Kendati demikian, kisah tentang bagaimana proses masuknya agama dan kebudayaan ini di masa lampau masih menjadi misteri. Dugaan-dugaan yang diutarakan para ahli tentang teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia berdasarkan bukti-bukti yang ditemukannya masing-masing juga ada banyak sekali. Berikut ini dugaan dan teori-teori tersebut seperti kami kutip dari buku Pengetahuan Sosial Sejarah terbitan PT Tiga Serangkai tahun 2011. Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukakan para ahli sejarah umumnya terbagi menjadi 2 pendapat. Pendapat pertama menyebutkan bahwa dalam proses masuknya kedua agama ini, bangsa Indonesia hanya berperan pasif. Bangsa Indonesia dianggap hanya sekedar menerima budaya dan agama dari India. Ada 3 teori yang menyokong pendapat ini yaitu teori Brahmana, teori Waisya, dan teori Ksatria. Pendapat kedua menyebutkan bahwa banga Indonesia juga bersifat aktif dalam proses penerimaan agama dan kebudayaan Hindu Budha. Dua teori yang menyokong pendapat ini adalah teori arus balik dan teori Sudra. 1. Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Selain itu, teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. 2. Teori Waisya oleh NJ. Krom Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan. Karena pada saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia. 3. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara. 4. Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya. 5. Teori Sudra oleh van Faber Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/5-teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Home » Asal Usul » Kerajaan » 5 Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia + Bukti-buktinya 5 Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia + Bukti-buktinya Administrator 2 Comments Asal Usul, Kerajaan Senin, 26 Oktober 2015 Masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau telah banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat nusantara. Kendati demikian, kisah tentang bagaimana proses masuknya agama dan kebudayaan ini di masa lampau masih menjadi misteri. Dugaan-dugaan yang diutarakan para ahli tentang teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia berdasarkan bukti-bukti yang ditemukannya masing-masing juga ada banyak sekali. Berikut ini dugaan dan teori-teori tersebut seperti kami kutip dari buku Pengetahuan Sosial Sejarah terbitan PT Tiga Serangkai tahun 2011. Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukakan para ahli sejarah umumnya terbagi menjadi 2 pendapat. Pendapat pertama menyebutkan bahwa dalam proses masuknya kedua agama ini, bangsa Indonesia hanya berperan pasif. Bangsa Indonesia dianggap hanya sekedar menerima budaya dan agama dari India. Ada 3 teori yang menyokong pendapat ini yaitu teori Brahmana, teori Waisya, dan teori Ksatria. Pendapat kedua menyebutkan bahwa banga Indonesia juga bersifat aktif dalam proses penerimaan agama dan kebudayaan Hindu Budha. Dua teori yang menyokong pendapat ini adalah teori arus balik dan teori Sudra. 1. Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Selain itu, teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. 2. Teori Waisya oleh NJ. Krom Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan. Karena pada saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia. 3. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara. 4. Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya. 5. Teori Sudra oleh van Faber Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/5-teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukakan para ahli sejarah umumnya terbagi menjadi 2 pendapat. Pendapat pertama menyebutkan bahwa dalam proses masuknya kedua agama ini, bangsa Indonesia hanya berperan pasif. Bangsa Indonesia dianggap hanya sekedar menerima budaya dan agama dari India. Ada 3 teori yang menyokong pendapat ini yaitu teori Brahmana, teori Waisya, dan teori Ksatria. Pendapat kedua menyebutkan bahwa banga Indonesia juga bersifat aktif dalam proses penerimaan agama dan kebudayaan Hindu Budha. Dua teori yang menyokong pendapat ini adalah teori arus balik dan teori Sudra. 1. Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Selain itu, teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. 2. Teori Waisya oleh NJ. Krom Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan. Karena pada saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia. 3. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara. 4. Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya. 5. Teori Sudra oleh van Faber Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha. Nah, demikianlah beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia beserta bukti-bukti sejarahnya. Dari kelima teori tersebut, teori Brahmana yang dikemukakan oleh Jc.Van Leur dianggap sebagai teori terkuat karena ditunjang oleh bukti-bukti yang nyata. Demikian semoga bermanfaat.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/5-teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukakan para ahli sejarah umumnya terbagi menjadi 2 pendapat. Pendapat pertama menyebutkan bahwa dalam proses masuknya kedua agama ini, bangsa Indonesia hanya berperan pasif. Bangsa Indonesia dianggap hanya sekedar menerima budaya dan agama dari India. Ada 3 teori yang menyokong pendapat ini yaitu teori Brahmana, teori Waisya, dan teori Ksatria. Pendapat kedua menyebutkan bahwa banga Indonesia juga bersifat aktif dalam proses penerimaan agama dan kebudayaan Hindu Budha. Dua teori yang menyokong pendapat ini adalah teori arus balik dan teori Sudra. 1. Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Selain itu, teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. 2. Teori Waisya oleh NJ. Krom Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan. Karena pada saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia. 3. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara. 4. Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya. 5. Teori Sudra oleh van Faber Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha. Nah, demikianlah beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia beserta bukti-bukti sejarahnya. Dari kelima teori tersebut, teori Brahmana yang dikemukakan oleh Jc.Van Leur dianggap sebagai teori terkuat karena ditunjang oleh bukti-bukti yang nyata. Demikian semoga bermanfaat.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/5-teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukakan para ahli sejarah umumnya terbagi menjadi 2 pendapat. Pendapat pertama menyebutkan bahwa dalam proses masuknya kedua agama ini, bangsa Indonesia hanya berperan pasif. Bangsa Indonesia dianggap hanya sekedar menerima budaya dan agama dari India. Ada 3 teori yang menyokong pendapat ini yaitu teori Brahmana, teori Waisya, dan teori Ksatria. Pendapat kedua menyebutkan bahwa banga Indonesia juga bersifat aktif dalam proses penerimaan agama dan kebudayaan Hindu Budha. Dua teori yang menyokong pendapat ini adalah teori arus balik dan teori Sudra. 1. Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Selain itu, teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. 2. Teori Waisya oleh NJ. Krom Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan. Karena pada saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia. 3. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara. 4. Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya. 5. Teori Sudra oleh van Faber Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha. Nah, demikianlah beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia beserta bukti-bukti sejarahnya. Dari kelima teori tersebut, teori Brahmana yang dikemukakan oleh Jc.Van Leur dianggap sebagai teori terkuat karena ditunjang oleh bukti-bukti yang nyata. Demikian semoga bermanfaat.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/5-teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar